“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH MAJENANG KABUPATEN CILACAP

A. JUDUL
“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH MAJENANG KABUPATEN CILACAP.”

B. LATAR BELAKANG
Sekolah menengah atas berusaha meningkatkan mutu pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yag berkualitas dengan cara meningkatkan prestasi belajar siswadi semua mata pelajaran. Salah satuya adalah pelajaran sosiologi.
Hasil belajar siswa yang diharapkan dalam proses belajar adalah perubaha sikap dalam belajar dimana siswa lebih meigkatka kemampuanya dalam belajar, dimana siswa lebih meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam menentukan tersebut pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu kemampuan yang harus dimili oleh setiap guru. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Karena dengan metode pembelajaran yang tepat siswa akan mampu memahami materi pelajaran dengan mudah.
Metode pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pegajaran yang ingin dicapai. Degan tercapainya tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dalam pembelajaran yang baik selain guru juga dituntut aktif begitu juga degan siswa supaya mampu mengembangkan pola pemikiranya sehingga dapat berfikir kritis dan rasional.
Mata pelajaran yang di ajarkan dalam sekolah bermacam-macam salah satuya adalah pelajaran sosiologi. Dalam pelajarn sosiologi terdapat tujuan mempelajari sosiologi di sekolah lebih ditekankan pada penguasaan materi dan keterampilan sehingga memberi bekal kepada siswadalm menghadapi kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mencapai tersebut dalam proses belajar sosiologi diperlukan adaya keaktifan antara guru dan siswa.
Banyak siswa yang mempunyai kemampuan untuk menghafal materi yang diterima dengan baik tetapi mereka tidak memahaminya secara medalam apa yang mereka hafalkan. Dalam belajar sosiologi sebagian besar siswa belum belum mampu meghubungkan materi pelajaran sosiologi dengan pengetahuan yang digunkan dan manfaat dalam mempelajarinya. Biasanya disebabkan dalam megguakan sistem pembelajaran secara tradisional. Dalam pemebelajaran sosiologi membutuhkan kosep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu pembelajaran kontekstual ini diterapkan sebagai salah satu alternatif siswa belajar aktif dan kreatif, karena pembelajaran kontekstual ini dapat membelajarkan dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa, dimana hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi guru sosiologi dan para peserta didik pada umumnya. Dalam proses pembelajaran perlu adanya pendekatan pembelajaran perlu adanya pendekatan pembelajaran untuk mengintegrasikan materi, metode, media, dan sumber evaluasi yang digunakan. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarakan dengan situasi dunia yata siswa dan mendorong siswa membuat hubunga antara penetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan nyata sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
SMA Muhammadiyah majenang merupakan SMA yang melaksanakan kurikulum Tingkat Kesaatuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan dari Kurikulum berbasis Kompetesi (KBK). Dalam melaksanakan kurikulum tersebut guru disekolah ini dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Begitu juga guru sosiologi menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses belajarnya. Hal ini dilakukan karena seiring perkembangannya, sering muncul keluhan dan anggapan pelajaran sosiologi masih kurang disukai dan menjenuhkan.
Dari pernyataan diatas maka perlu tertarik untuk megadakan penelitian yang terkait berjudul “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH MAJENANG KABUPATEN CILACAP”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan alasan pemilihan judul sebagaimana penulis utarakanmaka permasalahan yang muncul adalah :
1. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi yang menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Majenang kabupaten Cilacap?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara pengaruh kegiatan belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran konteksual terhadap peningkatan prestasi belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran kontekstual terhadap peningkatan prestasi belajar sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Majenang?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalan yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini maka mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang tidak menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Majenang kabupaten Cilacap.
2. Perbedaan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang mengguakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas X SMA 1 Negeri Majenang Kabupaten Cilacap.

E. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat theoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru agar dapat menentukan metode mengajar yang tepat guna mencapai pembelaran sosiologi yang relevan dengan tingkat pemahaman yang menunjang prestasi belajar siswa, sehingga keberhasilan pembelajaran tidak hanya menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik saja, melainkan juga dapat mengembangkan potensi siswa dalam hal aktualisasi pengetahuan dan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan serta penerapan dalam kehidupan.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan bagi sekolah Menengah Umum ksususnya, dan Departemen Pendidikan Nasional pada umumnya.
F. PENEGASAN ISTILAH
Agar tidak salah penafsiran tentang judul rancangan skiripsi IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 MAJENANG KABUPATEN CILACAP
Kepada para pembaca diperlukan penjelasan sebagai pembatasan atau penegasan istilah-istilah yang membentuk judul penelitian ini. Istilah-istilah yang perlu diberi batasan atau penegasan adalah pengertian dari:
1. Sosiologi adalah suatu studi ilmiah tentang kehidupan sosial manusia. Sosiologi mempelajari masyrakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat. (Soekanto 1990 : 10).
2. Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah sistem rekayasa.
3. Pembelajaran kontektual adalah Proses membangun makna dari pengalaman, adalah kongruen dengan banyak belajar orang dewasa termasuk pengarahan diri sendiri, transformatif belajar, dan terletak kognisi (Merriam dan Caffarella 1999). Ini juga menghubungkan langsung ke keyakinan tentang peran sentral pengalaman dalam pembelajaran orang dewasa di mana pengalaman dipandang “baik sebagai sumber daya dan stimulus untuk belajar “(ibid., hal 263).
4. Prestasi belajar menurut para ahli intinya adalah capaian atau hasil akhir yang bias dilihat setelah proses belajar. Prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang peserta didikbiasanya dilakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan.
Dengan penegasan istilah di atas diharapakan akan terbentuk kesatuan pandang dalam menafsirkan judul penelitian ini sehingga akan dapat dihindarkan adanya penafsiran ganda.
G. LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Tentang Implementasi
a. Pengertian Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.
Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan.
Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.
Dalam kaitannya dengan pendekatan yang dimaksud, Nurdin dan Usman (2004) menjelaskan bahwa pendekatan pertama, menggambarkan implementasi itu dilakukan sebelum penyebaran (desiminasi) kurikulum desain. Kata proses dalam pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan program, mendeskripsikan sumber-sumber baru dan mendemosntrasikan metode pengajaran yang diugunakan.
Pendekatan kedua, menurut Nurdin dan Usman (2002) menekankan pada fase penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan pada interaksi antara pengembang dan guru (praktisi pendidikan). Pengembang melakukan pemeriksaan pada program baru yang direncanakan, sumber-sumber baru, dan memasukan isi/materi baru ke program yang sudah ada berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan pengalaman-pengalaman guru. Interaksi antara pengembang dan guru terjadi dalam rangka penyempurnaan program, pengembang mengadakan lokakarya atau diskusi-diskusi dengan guru-guru untuk memperoleh masukan. Implementasi dianggap selesai manakala proses penyempurnaan program baru dipandang sudah lengkap.
Sedangkan pendekatan ketiga, Nurdin dan Usman (2002) memandang implementasi sebagai bagian dari program kurikulum. Proses implementasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan dan megadopsi program-program yang sudah direncanakan dan sudah diorganisasikan dalam bentuk kurikulum desain (dokumentasi).
b. Teori Implementasi
Pressman dan Wildavsky (dalam Tachan, 2008: 29) mengemukakan bahwa, ímplementation as to carry out, accomplish fulfill produce, complete”. Maksudnya: membawa, menyelesaikan, mengisi, menghasilkan, melengkapi.
Jadi secara etimologis implementasi itu dapat dimaksudkasn sebagai suatu aktivitas yang bertalian dengan penyelesaian suatu pekerjaan dengan penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil.
Dengan demikian, dalam proses pembelajaran implementasi merupakan tahapan yang bersifat praktis dan dibedakan dari formulasi kebijakan yang dapat dipandang sebagai tahapan yang bersifat teoritis. Sehingga dalam menggunanakan Implementasi membawa peserta didik untuk meningkatkan prestasinya dengan pembeljaran kontektual.

2. Tinjauan Tentang Keontekstual
a. Pengertian Tentang Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus dibangun sendiri oleh siswa dengan fasilitasi dari sekolah. Siswa belajar dengan mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan menyadarinya, sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dapat dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Di sinilah tugas guru untuk mengatur strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru dan memanfaatkannya. Siswa menjadi subjek belajar sebagai pemain dan guru berperan sebagai pengatur kegiatan pembelajaran dan fasilitator.
b. Teori Kontekstual
Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning, CTL), yaitu dengan cara guru memulai pembelajaran yang dimulai atau dikaitkan dengan dunia nyata yaitu diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa (daily life), kemudian diarahkan melalui modeling agar siswa termotivasi, questioning agar siswa berfikir, constructivism agar siswa membangun pengertian, inquiry agar siswa bisa menemukan konsep dengan bimbingan guru, learning community agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta terbiasa berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereviu kembali pengalaman belajarnya, serta authentic assessment agar penilaian yang diberikan menjadi sangat objektif.
Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut di atas, ini tidak sulit kalau sudah terbiasa, yang penting ada kemauan kuat untuk mengubah dan meningkatkan kualitas diri.
3. Tinjauan tentang Sosiologi
a. Pengertian
Sosiologi pada dasar mempunyai dua pengertian dasar yaitu sosiologi sebegai ilmu dan sosiologi sebagai metode.
Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat yang disusun secara sistematis berdasarkan analisa berfikir untuk mengungkapkan reatisional yang ada di masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Fungsi dan Tujuan
1. Fungsi
Pengajaran sosiologi di Sekolah menengah Umum berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berfikir, berprilaku, dan berintraksi dalam keragaman realitas sosial budaya berdasarkan etika.

2. Tujuan
Tujuan pengajaran Sosiologi Sekolah Menengah Umum pada dasarnya mencangkup dua sasaran yang bersifat kognitif dan bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran Sosiologi dimaksudkaan untuk memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajuan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial, serta berbagai masalah sosial yang ditemukan dalamkehidupan sehari-hari.
c. Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi
Kompetensi standar yang hendak diwujudkan melalui mata pelajaran sosiologi adalah sebagai berikut:
1) Memahami realitas sosial dalam keaneka ragaman budaya dan masyarakat yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
2) Memahami konflik sosial serta mampu mengetahui arti penting sosiologi dalam kehidupan masyarakat di indonesia.
3) Menerapkan pengetahuan dasar sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat, dengan ditunjukan oleh kemampuan berorganisasi/manajemen kelompok dan memberikan alternatif pemecahan masalah sosial.
4) Menganalisa secara kritis dan menentukan sikap dalam situasi sosial yang dihadapi dengan ditunjukan oleh kemampuan menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5) Melangsungkan komunikasi sosial dengan berbagai pandangan dan pendirian yang dijumpai dalam kehidupan sosial.
d. Materi Pokok
Pengajaran Sosiologi mencangkup dua materi dasar yaitu elemen masyarakat statis dan dinamis. Elemen masyarakat statis meliputi : struktur sosial, organisasi sosial, lembaga sosial, kelompok sosial dan keteraturan sosial.
e. Pendekatan dan organisasi
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sosiologi adalah pendekatan pembelajaran aktif yang mengfungsikan guru, siswa dan sarana belajar secara sinergi. Pendekatan pembelajaran ini dilakukandengan memeperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Keseimbangan antara kognisi, keterampilan, afektif dan keseimbangan antara deduksi dan induksi.
2) Penyajian materi perlu menggunakan ilustrasi (contoh, deskripsi gambar) dan pemberian tugas secara aktif.
3) Proses pembelajaran dilakukan dengan upaya menfasilitasi tumbuhnya dinamika kelompok di dalam kelas, sehingga terbentuk siswa yang mandiri dalam belajar.
Agar pembelajaran sosiologi menjadi lebih bermakna, maka organisasi penyajian materi sosiologi dimulai dari memahami keanekaragaman realitas sosial dalam aspek struktur sosial maupun dinamika sosial, dan memahami pengetahuan dasar sosiologi untuk memberikan alternatif pemesanan masalah sosial, sehingga mampu mengambil sikap dan situasi sosial yang dihadapi.

H. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian mengenai pembelajaran kontektual memang sudah ada penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbukti dengan adanya beberapa hasil penelitian yang sudah ada. Berikut beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka.
Berdasarkan penelitian skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTAASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI I BALAPULANG KABUPATEN TEGAL” yang dilakukan oleh Nur Kholisoh diperoleh hasil penelitian yaitu : peningkatan belajar sosiologi. Dimana pemebelajaran kontektual dilakukan untuk memepelajari dan meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mendapatkan nilai yang ssangat memuaskan dalam belajarsosiologi.
Berdasarkan beberapa kajian pustaka diatas, dapat dilihat bahwa penelitian mengenai pemelajaran kontektual sudah pernah dilakukan namun peningktan untuk prestasi pembelajaran belum ada. Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti tentang “skiripsi IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 MAJENANG KABUPATEN CILACAP)“. Jadi penelitian ini sifatnya adalah sebagai tambahan pengetahuan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

I. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka teoritik merupakan kumpulan konsep-konsep relavan yang terintegrasi dalam suatu sistem penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun metode, pelaksanaan dilapangan, maupun pembahasan hasil penelitian. Kerangka teoritik merupakan alur berpikir dari variabel-vriabel, konsep-konsep penelitian ini digambarkan melalui bagan sebagai berikut.

J. METODE PENELITIAN
1. Dasar penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2002:3) bahwa metode kualitatif ini digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penggunaan metode penelitian ini disesuaikan dengan tujuan pokok penelitian yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran kontektual.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Pendekatan ini pada dasarnya terfokus pada 2 alasan:
a) Studi kasus merupakan salah satu metode atau stretegi penelitian kualitatif yang muncul pada keemasan penelitian kualitatif yang bersifat spesifik, khusus, dan berskala lokal sehingga amat pas dengan momentum posmomodern yang menjadi acuan paradigma baru dalam penelitian masa kini.
b) Studi kasus banyak digunakan dalam penelitian bidang pendidikan, khususnya tentang effective school yang sekarang banyak mendapat perhatian dari para pengambil kebijakan, peneliti, dan praktisi pendidikan, yang peneliti menjadi salah satu unsur di dalamnya.
Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk menpelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus (case) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Inti studi kasus adalah bahwa studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan: mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya?(Schramm dalam Yin, 1981)
2. Lokasi
Lokasi penelitian ini mengambil tempat di Kecamatan: majenang Kabupaten: Cilacap
3. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini pembelajaran kontektual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi fokus utama dalam penelitian. Alasan terkuat memilih judul penelitian ini adalah bahwa untuk mengetahui dan memperkuat keyakinan peneliti tentang pembelajaran kontektual, yaitu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran sosiologi.
4. Sumber Data Penelitian
a. Sumber Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah Majenang.
b) Informan
Informan yang memberikan informasi tentang objek yang diteliti yaitu guru Sosiologi sekolah Sma Muhammadiyah Majenang, pemerintah kecamatan Majenang.
c) Sumber Buku
Selain dari informan, data dalam penelitian juga diperoleh dari sumber tertulis dari sumber tertulis yaitu bersumber dari buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
d) Foto
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto, baik yang diambil oleh peneliti sendiri maupun dokumen pribadi milik informan.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam antara lain peneliti dengan informan kunci maupun pendukung untuk mendapatkan data mengenai pembelajaran kontektual untuk meningkatkan prestasi siswa SMA muhammadiyah Majenang.
b) Observasi
Pengamatan yang dilakukan di sini dengan cara terlibat langsung ke lokasi penelitian (observasi non partisipasi). Hal-hal yang akan diobservasi di tempat penelitian ini tentunya tidak terlepas dari beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas yaitu pembelajaran kontektual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Observasi yang disertai pendekatan eksploratif dan terbuka diharapkan dapat mendekatkan peneliti sepersonal mungkin pada subjek penelitian.
c) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui arsip-arsip yang relevan dengan penelitian ini.

d) Validitas Data
Dalam penelitian ini, untuk menjamin validitas data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam penelitian ini, digunakan triangulasi data dan triangulasi metode (Moleong, 2002:178):
1. Triangulasi Data
Triangulasi data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda-beda.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode yaitu upaya untuk mengecek tingkat keaslian data penelitian dengan cara membandingkan data-data sejenis yang dikumpulkan dengan teknik metode yang berbeda.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian diolah sehingga diperoleh keterangan-keterangan yang berguna sehingga selanjutnya dianalisis. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, dimana peneliti menggambarkan keadaan/fenomena yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan bentuk-bentuk kata untuk memperoleh kesimpulan.
Analisis yang digunakan terdiri dari empat alur kegiatan yang terjadi secara berurutan, yaitu:
a) Pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data seluruh data yang sudah diperoleh dikumpulkan menurut klasifikasinya masing-masing kemudian dianalisis. Hasil dari analisis itu kemudian nantinya akan mulai membentuk integrasi teori. Cara ini dapat memberikan kemungkinan, pemanfaatan pola integrasi konsep atau teori dari data yang diperoleh.
b) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemeriksaan, penyederhanaan dan abstraks. Cara mereduksi data adalah melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan ke dalam pola-pola dengan membuat transkrip penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang bagian yang tidak penting dan mengatur data agar dapat ditarik kesimpulan.
c) Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data dapat mewujudkan dalam bentuk matriks, grafik, jaringan atau bagian sebagai wadah panduan tentang apa yang terjadi.

d) Kesimpulan
Kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan, pola-pola penjelasan, alur sebab akibat, atau proposis. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang dilakukan dengan mendiskusikan dengan ilmuwan lain yang satu bidang atau dengan replikasi. Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat, selama dan sesudah pengumpulan data. Dan bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum disebut ”analisis”. Empat hal utama itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Keempat komponen tersebut adalah suatu siklus, jika terdapat kekurangan data penarikan kesimpulan maka dapat digali dari catatan lapangan. Jika masih tidak ditemukan, maka peneliti akan mengumpulkan data kembali kegiatan itu berlangsung terus menerus dan berulang-ulang sampai peneliti merasa cukup memperoleh data yang diperlukan, sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, maka kegiatan tersebut dihentikan. Analisis cara kedua dilakukan hanya sekali dan hasilnya tidak diuji lagi di lapangan sebab sudah menjadi analisis akhir final analisis.

K. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Secara garis besar penulisan sistematika skripsi adalah sebagai berikut:
a. Bagian awal, terdiri dari halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran.
b. Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu:
Bab I: Pendahuluan, berisi tentang alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II: Landasan teori, berisi tentang konsep-konsep serta teori yang mendukung pemecahan masalah dalam penelitian.
Bab III: Metode Penelitian, dasar penelitian, lokasi penelitian, fokus penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data, validitas data dan analisis data.
Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini disajikan data-data sebagai hasil penelitian dan diuraikan tentang pembahasan .
Bab V: Simpulan dan saran, berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.
c. Bagian akhir: Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang melengkapi uraian pada bagian isi.

DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Siti.2006.’Fenomena Adaptasi Perilaku Anak Dari Media(sbuah Pengalaman)’. Makalah disajikan dalam Seminar tentang Peran Orang Tua dan Gurudalam Mensikapi dampak Informasi Media Anak, PD nasyiatul Aisyah, Semarang, 12 Maret.

Khairudin. 2002. Sosiologi keluarga. Yogyakarta: Liberty
Kuper, Adam dan Jessica Kuper. 2002. Ensklipodi ilmu-Ilmun Sosial. Terjemahan Haris Munandar dkk. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

http: //id. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa).

Tinggalkan komentar